Bagi
anda penggemar tenis lapangan sudah pasti sering menonton pertandingan Grand
Slam dibeberapa Negara maju, pertandingan yang seru karena dimainkan oleh
pemain-pemain kelas dunia, harga karcis yang sangat mahal suasana yang meriah
serta lapangan dan fasilitas mempunyai standar tingkat tinggi.
Namun
itu semua belum merupakan tantangan bagi pemain tenis karena memakai lapangan
standar tantangannya hanya satu yaitu lawan main, pernahkah anda berfikir untuk
bermain tenis di lapangan miring? Bermain di lapangan ini anda akan menghadapi
dua tantangan sekaligus, yang pertama adalah lawan main dan ini dapat
dikira-kira berdasarkan skill lawan, namun tantangan kedua terbilang paling
berat karena anda bermain di lapangan yang tidak seimbang / miring, yang secara
otomatis akan berpengaruh terhadap arah bola, bukan hanya arah bola namun juga
pijakan kaki dan kuda-kuda yang harus extra hati-hati, nah jika anda
benar-benar merasa tertantang untuk bermain di lapangan miring seperti itu “please
welcome to Sabang, where the wonderful Indonesia starts from..” dan silakan
mencoba skill anda dengan bermain di lapangan tenis miring milik Pelti tepat di
Samping SD 2 Kota Sabang (Sekolah heritage) peninggalan Belanda yang masih
berdiri kokoh di Kota Sabang.
Konon
cerita dari teman bahwa pada masa colonial dulu sekitar awal tahun 1900-an, seorang
Pilot Belanda yang berdomisili di Sabang mempunyai hobby bermain tenis (namanya
sedang dalam pencarian uncle google.com hehheeh), permasalah tanah yang datar
sulit ditemukan, topografi Sabang yang hilly (bergunung) serta sering hujan
membuat hobbynya tertahan, namun dengan semangat yang tinggi dia mencoba
membuat lapangan tenis yang dekat dengan tempat tinggal mereka walau keadaaan
tanah miring namun cukup standar untuk
lapangan tenis dimasa itu. selain miring, kelebihan lapangan ini mempunyai
keunggulan yang tidak pernah ditemukan ditempat lain pada masa itu, dimana bila hujan telah berhenti turun para pemain
tidak perlu menunggu terlalu lama air yang akan menggenangi lapangan tenis,
karena itu tidak akan terjadi akibat lapangan yang miring namun simetris, air
akan terus mengalir ke tempat yang lebih rendah dan lapangan tetap kering.
Lapangan
tenis miring peninggalan pilot Belanda sampai saat ini masih dipergunakan oleh
masyarakat Kota Sabang untuk berolahraga tenis lapangan, namun masih tetap dipertahankan
kemiringannya mengingat itu adalah salah satu daya pikat dan tantangan bagi
pemain tenis yang hampir tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia bahkan
Belanda sendiri tidak mempunyai lapangan tenis seperti ini.
Apakah
Anda termasuk orang yang menerima tantangan untuk bermain di Lapangan Tenis
Miring peninggalan Meneer Belanda di Sabang, silakan mencoba dengan tiga syarat
sekaligus,
PERTAMA pastikan anda sudah berada di Sabang
KEDUA anda tidak lupa membawa reket tenis dan bola tenis dan
KETIGA pastikan anda punya lawan lawan main, selamat mencoba…
PERTAMA pastikan anda sudah berada di Sabang
KEDUA anda tidak lupa membawa reket tenis dan bola tenis dan
KETIGA pastikan anda punya lawan lawan main, selamat mencoba…
(Sabang,
19 Feb 2016)