Senin, 08 Agustus 2011

BALLET RUSIA DAN SAMAN ACEH


Tulisan ini terispirasi ketika kami melakukan perjalanan menghadiri undangan World Achenese Association (WAA) di Denmark serta promosi investasi dan pariwisata Sabang-Aceh di Denmark, Swedia, Norwegia, Belanda dan German. Dan setiap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau Konsulat Jenderal Republik Indonesia yang menjamu tim selalu meminta agar dapat dicarikan pelatih tari Saman Aceh untuk dipekerjakan sebagai pelatih tari di KBRI atau Konjen. Alhamdulillah  juga mulai ada orang-orang yang membandingkan kebangkitan Saman Aceh seperti kebangkitan Ballet Rusia awal abad XX. Mari kita mempelajari bagaimana Ballet-Rusia memperkenalkan diri kepada dunia.
Russe adalah sebuah kelompok tarian Ballet berasal dari Negara Rusia yang dibentuk pada tahun 1909 oleh Serge Diaghilev,  terdiri dari 13 orang  penari ballet, kelompok Russe ini mulai melakukan pertunjukan tarian ballet di kota-kota Russia, namun karena keinginan besar untuk memperkenal tarian ballet keseluruh dunia kelompok ini juga menyusun rencana untuk melakukan pertunjukan keliling Eropa dengan menggunakan kereta api yang menghubungkan antar kota di Eropa.
Awalnya pertunjukan kelompok  Russe tidak begitu disukai dan tidak dikenal  di Eropa namun karena media massa terus menerus memberitakan pertunjukan tarian ballet dari satu kota ke kota lain, telah tercipta suatu keinginan yang besar dalam masyarakat Eropa untuk  menyempatkan diri menyaksikan “performance ballet” ketika kelompok Russe melakukan pertunjukan di kota mereka.
Setelah sukses melakukan pertunjukan diberbagai kota di Eropa, kelompok Russe menyeberang lautan menuju New York – Amerika pada tahun 1916,Tour the America menambah popularitas tarian ballet, sambil melakukan pertunjukan kelompok Russe juga mengajarkan anak-anak muda yang ingin mempelajari ballet di kota-kota yang pernah disinggahi di Eropa dan Amerika,
Sepeninggal kelompok Russe beberapa kota mulai mempersiapkan dan membentuk sekolah ballet di tingkat sekolah menengah dan Atas. Kesuksesan di tour Eropa dan Amerika menambah semangat penari untuk melakukan perjalanan lebih jauh ke benua Australia, dengan menempuh perjalan yang jauh menggunakan kapal laut  berlayar mengintari dunia dari Amerika menuju Australia, media-media Australia-pun sedang mempublikasikan ballet sebagai salah satu kebangkitan budaya Eropa awal abad XX, perjalanan yang panjang dan melelahkan tidak menyurut semangat panari ballet untuk tampil maksimal di benua baru Australia, masyarakat Australia berdecak kagum menyaksikan pertunjukan tarian ballet yang ditampilkan oleh kelompok Russe, gerak-gerakan indah Lydia Lopokova membuat penonton kagum, bukan hanya itu, tarian ballet juga mengisi acara-acara penting di dalam Opera House, dan tarian ballet ini juga menginspirasi pelukis muda untuk membuat graffiti di tembok-tembok kosong dengan lukisan tarian ballet. Di Eropa pelukis ternama seperti Piccaso juga melukis tarian ballet sebagai lukisan kebanggannya. ketika sedang popular tarian ini di 3 benua, tiba-tiba penari ballet dibuat shock akibat pemberitaaan media massa tentang inggris menyatakan perang dan Rusia telah memulai perang dengan German, peristiwa ini membuat penari ballet menahan diri untuk  kembali ke Rusia, mereka sebagian menetap di Australia dan sebagian kembali ke Amerika untuk membuka sekolah Ballet.  Sekarang sekolah ballet mempunyai cabang hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Kembali ke Aceh, Unesco baru saja menetapkan tarian Saman Aceh sebagai salah satu heritage dunia dan bersamaan dengan program pemerintah Aceh yang menetapkan Visit Aceh Year 2012, idealnya tarian Saman Aceh juga diperkenalkan ke seluruh Dunia dengan melakukan perjalanan tour keliling seperti yang dilakukan kelompok Russe-Russia, untuk promosi dan tour Saman-Aceh dimulai dari benua Eropa, ada tiga alternative yang dapat dijadikan pertimbangan :
Pertama
Membawa penari Saman Aceh untuk melakukan pertunjukan keliling Eropa dan tampil disetiap kota besar dan jangan lupa melakukan koordinasi dengan KBRI atau Konjen RI di Eropa untuk disusun agenda masing-masing kota dan publikasi media massa setempat, namun untuk melaksanakan program ini memerlukan biaya yang besar untuk transportasi penari dari Aceh ke Eropa, dan dikawatirkan pula panari tidak siap dengan menu makanan eropa tanpa rasa asam,asin dan pedas.
Kedua
Dapat memanfaatkan Mahasiswa Aceh yang sedang belajar di Eropa khususnya di German, kelompok tarian Saman di German dibawah koordinasi IMAN (Ikatan Mahasiswa Aceh German) lumayan mempesona, pernah menjuarai kompetisi di Berlin dan Koln, masalah makanan tentu tidak menjadi kendala, kelemahannya adalah waktu untuk keliling eropa yang panjang sangat sulit mengatur waktu antara belajar (tugas pokok) dan keliling Eropa untuk pertunjukan Saman Aceh.
Ketiga
Kombinasi antara penari Saman Aceh dengan Penari Saman Aceh-Mahasiwa German, kombinasi ini juga perlu pematangan latihan antara Mahasiswa German dengan penari Saman Aceh agar gerak-gerakkan menyatu.
Bila tarian Saman Aceh dapat kita perkenalkan ke Eropa dan dunia international bukan mustahil panari-penari Aceh akan selalu mendapat undangan untuk tampil di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Autralia dan manjadi pelatih tari sebagai salah satu peluang kerja yang menjanjikan, Aceh boleh berbangga tidak akan mengirimkan TKW atau TKI yang dipulangkan setelah TKO (istilah dalam tinju), namun kita mengirim guru tari  atau Tenaga expert dalam bidang tari dan terhormat, harapan lebih besar mudah-mudahan akan ada juga sekolah tarian Saman-Aceh di Universitas-universitas atau sekolah-sekolah Saman-Aceh di kota-kota besar dunia berdampingan dengan sekolah ballet-Russia. Selamat manyambut Visit Aceh Year 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar