Senin, 26 Oktober 2015

Pemanfaatan Produk Dalam Negeri dan Pengembangan Pariwisata China

Guilin adalah sebuah kota dari provinsi Xuangxi, Kota Guilin terbilang besar bahkan lebih besar dari ibu kota provinsi Xuangxi sendiri, Kota Guilin infrastruktur dasarnya yang sudah sangat siap, semua jalan sekelas jalan toll di Indonesia dan menghubungkan antar provinsi, rata-rata sekitar 20 m lebarnya, tidak kelihatan kabel listrik yang menghubungkan antar tiang. Namun jika dibandingkan dengan kota Baijing , Xi’an dan Shanghai, maka Kota Guilin masih belum sebanding popularitasnya namun kota ini mengembangkan destinasi yang berbeda di bandingkan kota lainnya di China Daratan.
Saya ke kota Guilin disponsori oleh Asian Development Bank (ADB) Untuk share ide dalam program Tourism Management in Enhancing People to People Connectivity for inclusive Growth untuk Negara-negara yang tergabung dalam kerjasama BIMP-EAGA (Brunai Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipihine East Asian Growth Area); IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand growth Triangle) dan GMS (Great Mekong Subregion – Miyanmar, Kamboja, Laos, Vietnam serta China) dan saya diminta membagikan pengalaman dengan judul presentasi DMO (Destination Management Organization) Sabang as a model Solution Tourism Development dalam acara ini turut juga hadir beberapa pakar pariwisata dari Tasmania-Australia.
Program ADB ini di laksanakan di Guilin Tourism University (GTU) sebuah universitas yang mengkhususkan diri dalam bidang wisata baru didirikan pada tahun 1985 dengan luas lokasi 125 Ha, letak kampus sekitar 30 menit perjalanan darat dari pusat Kota Guilin, banyak jurusan pariwisata yang dikembangkan disini namun yang sangat luar biasa adanya jurusan khusus Design Tourism Product, saking menariknya dengan jurusan baru ini saya banyak bertanya dan melihat langsung apasaja fasilitas yang disediakan untuk mahasiswa, rupanya hampir semua peralatan tersedia disini dari peralatan yang paling kuno sampai dengan peralatan yang paling modern, dan mahasiswanya diharapkan dapat mengembangkan usaha mandiri dalam mendukung sector pariwisata Guilin secara khusus dan Tiongkok secara umum, di kampus ini saya juga bertemu dengan 13 mahasiswa asal Indonesia yang masih semester satu jurusan management perhotelan.
Saya ditempatkan di Ronghu Lake Hotel, ada sekitar 3 hotel bintang lima disampingnya dan semua menghadap ke danau Ronghu, danau ini adalah salah satu atraksi wisata yang sangat diminati wisatawan yang berkunjung ke Kota Guilin karena pinggir danau telah dikembangkan jalan setapak, taman-taman bunga, temple, jembatan duplikat dari berbagai jembatan terkenal dunia dapat juga dijumpai disini, seperti jembatan yang ada di Venisia-Italia, Perancis, Inggris dan yang sangat menarik adalah adanya jembatan seperti sebuah bangunan bergaya gotik Eropa Timur namun terbuat dari kaca transparan dan berubah warna setiap 5 menit, atraksi lainnya adalah cruise keliling danau, cruise yang dipakai sama persis dengan cruise boat yang mengililingi kanal-kanal di kota Amsterdam-Belanda, yang yang mengejutkan saya adalah adanya atraksi di tengah danau dimana ahli-ahli kungfu Tiongkok mengayuh rakit yang terbuat dari bamboo menggunakan lampu teplok sebagai penerang dan menggunakan bebek untuk menangkap ikan, bebek-bebek ini di lempar ke danau sekitar 2 menit kemudian bebek ditarik ke rakit dengan sawok, lehernya dipegang sehingga mulut bebek terbuka, di dalam mulutnya keluar ikan yang baru ditangkap selanjutnya ikan diambil dilempar ke tong simpanan dan bebek-bebek kembali dilepaskan ke danau, begitu seterusnya, saking penasarannya bagaimana boat bamboo dipertahankan di dunia modern saya minta agar cruise mendekat ke rakit yang sedang bekerja mencari ikan, rupanya rakit itu terbuat dari plastic yang didesign seperti bamboo dan itu salah satu produk dari jurusan Design Tourism Product. Saya berkesimpulan bahwa modernisasi dan teknologi dapat mengembalikan kita ke masa lalu secara sempurna, namun beda kualitas dan dimensi.
Nah, selain atraksi danau yang dikembangkan oleh pemerintah pihak swastapun berperan aktif dalam membuat destinasi pariwisata yang mengangumkan, di pusat kota Guilin terdapat sebuat hotel setinggi 20 lantai setiap jam 20.30 hotel ini akan menjadi air terjun tertinggi dan terbesar di Kota ini, bayangkan sebuah hotel setinggi 45 meter menumpahkan air dari atas ke bawah selama 30 menit dan dihiasi warna pelangi yang muncul dalam air terjun buatan serta diiringi suara music China yang sangat khas, di depan Waterfall Hotel ini juga dapat dijumpai bangunan dari kaca sebanyak 2 unit dan ini adalah copy-paste dari meseum de Lovree-Perancis tempat disimpan lukisan Monalisa.
Namun yang membuat saya kesal kalau berkunjung ke Tiongkok selain makanan halal sulit dijumpai pemanfaatan internet tidak berfungsi sempurna karena google dan yahoo sebagai searching engine diblok diganti dengan baidu, media social juga diblok dan diganti dengan produk asli Tiongkok seperti You tube diganti dengan tubemate, facebook dengan wechat dsb, pesan saya bagi anda sebelum ke Cina jangan lupa install aplikasi “betternet” di app store dalam gadget anda untuk dapat mengakses google dan yahoo serta medsos lainnya, jika tidak siap-siaplah anda menggunakan baidu sebagai searching engine lengkap dengan tulisan Mandarinnya.

Guilin-Jiangxi-China 14 Oct 2015

1 komentar:

  1. Mantap sekali, Beijing & Shanghai, sekarang baru pulang di Guilin. :-)

    BalasHapus