Jumat, 10 Desember 2010

Study sambil Wisata Ramadhan di Negara Kincir Angin

The Netherland (Koninkrijk der Nederlanden) kalau diartikan bermakna daerah dibawah laut, orang-orang di eropa lebih sering menyebutnya Holland dan untuk orang belanda disebut Hollander/Dutch. Belanda juga terkenal dengan dijk (tanggul), kincir angin, terompa kayu, tulip dan sifat terbuka masyarakatnya. Sifat liberalnya menjadi sebutan masyarakat internasional. Belanda juga menjadi tempat kedudukan Mahkamah Internasional.

Belanda mempunyai permukaan tanahnya sangat rata. Hampir separuh daripada negara Belanda berada kurang 1 meter dpl. Walaupun demikian, provinsi Limburg, yang berada di bagian tenggara Belanda, sedikit berbukit.Permukaan tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m. Permukaan yang terendah ialah Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 dibawah permukaan laut.

Banyak tanah rendah dilindungi oleh dijk dan dinding laut. Sebagian kawasan di Belanda, misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi itu disebut polder. Salah satu konstruksi yang terkenal ialah "Afsluitdijk" (Penutup Tanggul), yang memisahkan danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider atau Zuiderzee) dengan laut Wadden (Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km dan lebarnya 90 m.

Luas permukaan tanahnya adalah: 13,104 sq mi (33,939 sq km); dan total area: 16,033 sq mi (41,526 sq km), dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 16,715,999 jiwa, Amsterdam merupakan ibu kota Belanda dan Den Haag pusat administrasi dan kediaman Ratu Belanda.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) berada di Kota Den Haag, banyak pelajar Indonesia yang study di Denhaag dan ada beberapa berasal dari Aceh, saya studi di Kota Breda bagian selatan Belanda dan di Breda sangat jarang orang Indonesia apalagi Aceh, sehingga setiap akhir minggu saya menuju Den Haag untuk berkumpul bersama teman Aceh agar dapat mengurangi rasa homesick.

Sebagai student kami bergerilia untuk mencari tempat berbuka puasa yang menarik dan bila memungkinkan dapat gratis, biasanya sasaran kami adalah mesjid-mesjid, mesjid yang ada di Denhaag sangat terbatas namun umumnya perkampungan Turki mempunyai mesjid sendiri, dan itu adalah sasaran tempat kami berbuka puasa dilanjutkan dengan tarawih, umumnya disini tarawih 8 rakaat dan witir 3 rakaat, bacaan ayat sangat panjang jarang kami jumpai yang membacakan ayat-ayat pendek, soal makanan juga luar biasa sesuai porsi orang turki, pernah suatu ketika kami berbuka dimulai dengan kurma dan air selanjutnya sembahyang magrib selesai sembahyang kami dihidang makanan turki dan setiap jamaah mendapatkan separoh ayam (satu ayam dibelah dua), bayangkan kita di Aceh satu ekor ayam dipotong menjadi 20 potongan, makanan yang disajikan tentu saja tidak sanggup kami habisi sekali makan, subhanallah syafaat ramadhan.

KBRI Den Haag beralamat di Tobiaas Asserlaan 8, Kodepost 2517 Den Haag juga sering mengadakan buka puasa bersama, sebagai pasukan gerilia bukapuasa informasi-informasi buka puasa mudah kita dapat dari teman-teman Indonesia lainnya atau melalui website KBRI sendiri, KBRI rutin mengadakan buka puasa setiap hari jumat, ketika kami mengikuti buka puasa bersama di Kedutaan, terasa bahagia karena dapat berkumpul dengan kominitas Indonesia lagi, banyak orang membawa berbagai makanan untuk dicicipi padahal saat berbuka KBRI sudah menyediakan makanan, tidak kurang dari 100 orang student Indonesia hadir dalam kegiatan ini, system berbuka sama dengan kita berbuka di mesjid-mesjid di Aceh, karena didahului dengan makan kue, kurma dan air selanjutnya sembahyang magrib dan dilanjutkan dengan makan nasi, dan bagi saya yang kebiasaan berbuka langsung dengan nasi memang harus menyesuaikan dengan kondisi.

Mesjid Al-Hikmah milik Indonesia di Den Haag yang beralamat Koningskade 1, Kodepost 2596 AA City Den Haag juga mengadakan buka puasa bersama setiap hari sabtu dan minggu, suasananya hampir sama dengan berbuka di KBRI namun ada penambahan jamaah dari negara lain, seperti orang Belanda yang sudah beragama islam, India, China, Marokko, Sudan, dan arab lainnya.

Lumayan ramai juga orang Belanda yang beragama islam yang berbuka puasa bersama kami, kebetulan ketika selesai berbuka dan saat sembahyang isya dan tarawih serta witir posisi saya bersebelahan dengan orang berlanda yang tinggi besar berpakaian jas lengkap dasi dan beliau sangat khusyuk melaksanakan ibadah, ketika selesai shalat terawih 8 rakaat,saya coba tanyakan kepada Meneer ini, How many rakaah for witir dan dia menjawab two rakaah and one, wah rupanya dia memang paham tentang shalat-shalat sunah, Masyaallah tidak yang seperti saya alami sebelumnya ketika saya bersama teman-teman di kampus, mereka bertanya kenapa kamu harus puasa itukan menyiksa diri, kenapa harus sembahyang macam-macam pertanyaan tentang islam tapi setelah kita jelaskan mereka berujar wow interesting.

Ada sisi lain yang menarik juga, kebanyakan orang-orang Indonesia yang sudah bekerja di Eropa sangat banyak memberikan sedekah di bulan ramadhan, saya melihat satu orang tua berumur sekitar 60an tahun ketika berbuka di Kedutaan beliau membagi-bagikan kue sendiri kepada jamaah dan di Mesjid Al-Hikmah juga beliau melakukan hal yang sama, padahal kue yang beliau bagikan dipasar berharga sekitar 2 euro (1 euro= Rp. 14.500)/ potong dan beliau membagikan dalam jumlah yang besar, subhanallah….kadang saya berfikir kenapa kita di Aceh tidak melakukan hal yang sama di bulan Ramadhan, rasanya ingin pulang ke Aceh dan bersedekah ke pada jamaah yang berbuka di mesjid-mesjid.

Saat ini kami di Belanda masih termasuk musim panas, namun suhu sudah mulai dingin berkisar 10ÂșC, kami berpuasa sekitar 16 jam 30 menit setiap hari, kadang terpikir juga kenapa masih ada orang di Aceh yang tidak puasa padahal hanya 14 jam menahan lapar??

Muhammad Ali Taufik
Student Tourism Destination Management
NHTV Applied Science-University, Breda-Netherland

Tidak ada komentar:

Posting Komentar